Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ARTI GURU GATRA, GURU WILANGAN, DAN GURU LAGU PADA TEMBANG MACAPAT

GURU LAGU, GURU GATRA, GURU WILANGAN PADA TEMBANG MACAPAT

Tembang Jawa adalah warisan  budaya yang sangat berharga bagi bangsa ini. Oleh karena itu, kali ini penulis ingin membagikan sedikit ilmu mengenai tembang Jawa. Materi yang akan kita bahas kali ini tak berjauhan dengan yang namanya tembang macapat.

Pada tembang macapat, terdapat 3 aturan pokok dalam penyusunan atau penciptaannya. Aturan itu tak terlepas dari pengertian tembang macapat itu sendiri. Tiga buah aturan tersebut tak lain dan tak bukan adalah guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.

Baca: Mengenal Khasanah Musik Jawa - 5 Macam Tembang Jawa

Pengertian Guru Gatra

Guru gatra yaiku arane cacahing larik / baris saben pada (bait). Bila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang benar, kurang lebih maksudnya guru gatra adalah jumlah baris dalam setiap bait tembang macapat.

Jadi, dalam penyusunan tembang macapat, jumlah baris setiap baitnya juga wajib diperhitungkan. Kita bisa memilih lima baris, enam baris, maupun tujuh baris dan selebihnya (menyesuaikan aturan jumlah gatra / baris pada setiap jenis tembang macapat) dalam setiap bait karangan tembang macapat yang akan kita buat dengan tetap memperhitungkan aturan dari tembang macapat itu sendiri.

Perlu diingat: Tembang macapat itu dibagi menjadi beberapa macam, dan setiap tembang memiliki aturan-aturan tersendiri yang mengikat dan berbeda satu sama lain.

Pengertian Guru Wilangan

Guru wilangan yaiku araning cacahing wanda saben gatra / baris. Hal tersebut berarti bahwa guru wilangan adalah jumlah suku kata dalam setiap baris tembang macapat.

Dalam penulisan tembang macapat, jumlah suku kata dalam setiap barisnya juga merupakan komponen yang sangat  penting. Mengingat guru wilangan ini termasuk ke dalam 3 aturan pokok penyusunan tembang macapat.

Dari kesebelas jenis tembang macapat, terdapat aturan jumlah suku kata yang berbeda-beda. Meskipun tak dapat kita pungkiri bahwa antara tembang satu dengan tembang yang lainnya ada pula yang mempunyai sedikit kesamaan jumlah suku kata dalam beberapa baris tertentu.

Sebut saja tembang pangkur dan sinom. Bahkan kedua tembang tersebut juga mempunyai kesamaan guru wilangan, khusunya pada baris pertamanya.

Baca: Cara Nembang Tembang Dhandanggula

Pengertian Guru Lagu

Guru lagu yaiku araning tibaning swara ing saben pungkasaning gatra. Maksudnya guru lagu adalah jatuhnya vokal dalam setiap baris tembang macapat.

Jartuhnya vokal di sini hampir sama dengan pantun. Bila di pantun kita menyebutnya sajak (dalam aturan penulisan pantun), bila pada tembang terdapat yang namanya guru lagu.

Lebih jelasnya, mirip pantun maksudnya bila di pantun tentu kita mengenal yang namanya sajak. Dalam konteks pantun, sajak termasuk ke dalam aturan pokok penulisan pantun yaitu bersajak A-B-A-B. Di sini yang perlu kita garis bawahi adalah pola aturannya.

Pada tembang, kesamaan vokal di akhir kata pada setiap barisnya tidak sama dengan pantun. Walau terkadang agak sedikit membingungkan, tetapi sebenarnya pada tembang itu lebih praktis dan mudah ketimbang pada pantun.


Akhir kata pada tembang terdapat yang namanya vokal. Vokal itu sendiri ditujukan kepada kelima huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o.

Dalam tembang, kesamaan huruf vokal tersebut tidak musti berada di huruf paling akhir kata pada setiap barisnya, seperti aturan yang terdapat pada pantun, melainkan bisa terdapat di tengah-tengah maupun akhir kata.

Kita ambil contoh salah satu petikan syair dari tembang pamgkur ini, "Sinawung resmining kidung." Dari syair tersebut vokal yang digunakan adalah u, sementara kita tahu sendiri bahwa pada akhir katanya terdapat huruf / konsonan -ng.

Namun demikian, dalam tembang sudah memiliki aturan khusus dimana terdapat patokan-patokan penulisan vokal setiap barisnya dari baris pertama hingga baris terakhir.

Baca: Arti dan Watak 11 Tembang Macapat

Tabel Klasifikasi Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu 

No.
Sekar Macapat
Guru Gatra
Guru Wilangan
Guru Lagu
1.
Maskumambang
4
12, 6, 8, 8
i, a, i, a, 
2.
Mijil
6
10, 6, 10, 10, 6, 6
i, o, e, i, i, u
3.
Sinom
9
8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12
a, i, a, i, i, u, a, i, a
4.
Kinanthi
6
8, 8, 8, 8, 8, 8
u, i, a, i, a, i
5.
Asmarandana
7
8, 8, 8, 8, 7, 8, 8
a, i, e, a, a, u, a
6.
Gambuh
5
7, 10, 12, 8, 8
u, u, i, u, o
7.
Dhandhanggula
10
10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7
i, a, e, u, i, a, u, a, i, a
8.
Durma
7
12, 7, 6, 7, 8, 5, 7
a, i, a, a, i, a, i
9.
Pangkur
7
8, 11, 8, 7, 12, 8, 8
a, i, u, a, u, a, i
10.
Megatruh
5
12, 8, 8, 8, 8
u, i, u, i, o
11.
Pocung
4
12, 6, 8, 12
u, a, i, a





4 komentar untuk "ARTI GURU GATRA, GURU WILANGAN, DAN GURU LAGU PADA TEMBANG MACAPAT"