Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BIOGRAFI TERLENGKAP JUBING KRISTIANTO


Jubing Kristianto adalah gitaris fingerstyle andal yang terlahir di Semarang, Jawa Tengah pada 9 April 1966. Usianya kini sudah mencapai kepala lima, namun kreativitasnya sama sekali belum padam.

Ia dikenal sebagai salah seorang gitaris yang lihai dalam menghadirkan rasa dan suasana dari setiap lagu yang dibawakannya, hanya dengan sebuah gitar akustik-klasik yang ada di tangannya.

Lebih dari itu, Jubing adalah gitaris fingerstyle (fingerstylis) tanah air yang kerap memberikan sumbangan dalam beberapa musikalisasi puisi. Tak jarang ia terlihat berkolaborasi dengan para penyair ternama asal Indonesia, sebut saja WS Rendra. WS Rendra kerap tampil bersamanya ketika membacakan syair / puisi.

Nama besar lain yang pernah menjadi partner kolaborasinya yaitu: Suryadi (pemain perkusi tradisional), Susilowati Natakoesoemah (pelukis andal), dan seorang penyanyi tenor bernama Abimanyu. Tak khayal setaip penampilannya tak pernah henti-hentinya memukau setiap penonton yang hadir dalam setiap pertunjukannya.

Tak hanya berkolaborasi dengan penyanyi dan penyair papan atas, Jubing Kristianto juga sering berkolaborasi dengan salah seorang gitaris solo akustik (fingesrtyle) terbaik Indonesia lainnya, sebut saja Balawan. Diketahui bahwa Balawan adalah partner kolaborasi terbaiknya dan yang paling ia sukai.

(Dikutip dari acara IMS yang ditayangkan di NET TV) 

Prestasi Jubing Kristianto

Selain kerap berkolaborasi dengan para seniman dan musisi lainnya, Jubing Kristianto juga amat menyukai media internet yang dimanfaatkan olehnya untuk memperkenalkan musik Nusantara kepada dunia.

Salah satu bukti kegemilangannya yaitu berhasil tampil di gedung pertunjukan yang mewah dan megah di ‘ The Sydney Opera House’ di Australia.

Kala itu ia yang berkolaborasi dengan seniman-seniman Indonesia ternama lainnya seperti Jaya Suprana, Heru Kusnadi, dan Djunaedi Musliman yang membawakan lagu kebangsaan ‘Indonesia Pusaka’ berhasil menggetarkan hati para penonton, khususnya penonton asal Indonesia.

(Dikutip dari laman kompas.com)

Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai ‘Penulis Ensiklopedia Gitar Petama di Indonesia’.

Namanya telah tercatat di MURI sejak tahun 2008 silam sebagai gitaris pertama Indonesia yang berhasil menyebarluaskan komposisi serta aransemen gitar pribadi secara gratis di internet.

Disamping itu, Jubing juga dikenal sebagai seorang gitaris solois yang paling aktif dan kreatif dalam mengaransemen sekaligus memeprtunjukan lagu anak-anak dan lagu tradisional khas Indonesia lewat keindahan permainan solo gitar, atau yang lebih dikenal dengan ‘fingerstyle’.

Riwayat Hidup

Jubing Kristianto dibesarkan oleh kedua orang tua yang sangat mencintai musik. Sejak usianya masih remaja ia sudah kerap tampil mengiringi teman-teman sekolahnya dalam acara-acara festival musik.

Sekitar dua tahun kemudian ia mulai aktif belajar permainan gitar klasik pada salah seorang guru musik di Semarang bernama Suhartono Lukito.

Semenjak saat itu pun Jubing semakin sering tampil di YFGI (Yamaha Festival Gitar Indonesia) dalam kategori bebas. Hasilnya, ia berhasil meraih sebuah penghargaan Distinguished Award pada Festival Gitar Yamaha se-Asia Tenggara yang digelar di Hongkong pada tahun 1984.

Diluar itu, Jubing Kristianto juga telah sukses menyabet empat buah gelar juara pertama dalam YFGI masing-masing pada tahun 1987, 1992, 1994, dan 1995.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA pada tahun 1985, Jubing melanjutkan studinya dengan masuk universitas dan memutuskan untuk mengambil jurusan Kriminologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Perjalanan Karier

Pada tahun 1990, Jubing bekerja untuk tabloid Nova sebagai salah seorang jurnalis di sana. Selama menjadi jurnalis, ia sempat belajar gitar kembali pada Arthur Sahelangi.

Pada tahun 2003, Jubing memutuskan untuk hengkang dari tabloid NOVA demi menjadi gitaris professional. Keputusannya untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah matang dan ia tekuni bertahun-tahun tersebut awalnya memang dirasa cukup menantang olehnya, begitupun oleh istrinya.

Namun demikian, tekadnya yang sudah begitu kuat, dan istrinya pun tetap mendukung keinginannya sepenuhnya. Semenjak saat itu Jubing Kristianto telah ‘berevolusi’ menjadi salah seorang gitaris andal di tanah air.

Meski sudah keluar dari profesinya sebagai seorang jurnalis, Jubing diketahui masih tetap aktif menulis untuk setidaknya sebulan sekali-dua kali di majalah edukasi musik ternama ‘Staccato’ dan ‘Gitar Plus’.

Saat ini Jubing Kristianto juga berprofesi sebagai seminator / instruktur penguji gitar di Sekolah Musik ‘Relasi’ dan Yayasan Musik Indonesia (Yamaha).

Selain itu, ia juga kerap mengadakan konser-konser musik dan rekaman berkolaborasi dengan sejumlah grup baik dari dalam maupun luar negeri. Termasuk diantaranya bersama grup ‘Kwartet Punakawan’ pimpinan pianis ternama ‘Jaya Suprana’.

Semenjak tahun 2000 Jubing mulai aktif menampilkan aransemen dan komposisi gitar ciptaannya sendiri lewat internet.YouTube adalah salah satu media yang berhasil ia manfaatkan untuk memperkenalkan gaya permainannya kepada semua orang diseluruh penjuru dunia.

Video-video permainan gitar yang telah ia upload di sana telah ditonton puluhan-bahkan ratusan ribu kali. Mendapatkan banyak like, komen, dan subscriber pula. Hal tersebut juga merupakan prestasi tersendiri buatnya.

Para gitaris dari berbagai negara juga tertarik dengan hasil komposisi dan aransemen gitarnya dan telah memainkannya juga. Sejumlah komposisi Jubing bahkan menjadi lagu wajib ujian gitar pada sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM) Jakarta.

Beberapa aransemen dan komposisi hasil karyanya tak jarang telah dimainkan oleh gitaris lain di berbagai negara. Salah satu lagu komposisinya bahkan telah dijadikan sebagai lagu wajib ujian gitar di sekolah musik ternama kemayoran, Yayasan Pendidikan Musik (YPM) Jakarta.

Album dan Karya Fenomenal

Pada tahun 2007 Jubing berhasil merilis CD album solo gitar untuk pertama kalinya yang berjudul ‘Becak Fantasy’ yang telah dilabeli IMC Record. Sukses di album perdananya, Jubing melanjutkan karyanya dengan membuat album-album baru lagi, yaitu album ‘Hujan Fantasy’ (2008) dan ‘Delman Fantasy’ (2009).

Selain sukses dalam bidang rekaman, Jubing juga sukses dibidang tulis-menulis. Dua buah buku yang ia tulis yang telah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama yang berjudul "Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris" (2005) dan "Membongkar Rahasia Chord Gitar" (2007) banyak diminati oleh publik dan terbilang laku keras. Tak khayal dua buah buku andalannya tersebut sudah berkali-kali ditulis dan dicetak ulang.

Jubing Kristianto juga diketahui menjadi peƱata musik untuk film layar lebar yang bertemakan kebhinekaan besutan sutradara Steven Purba yang berjudul ‘Kita Punya Bendera’ yang dirilis pada Agustus 2008.

Film tersebut juga terbilang amat sukses karena telah berkali-kali diputar di bioskop tanah air dan di berbagai sekolah di Indonesia.

Maret 2011, Jubing sukses merilis album terbarunya yang berjudul ‘Kaki Langit’ dengan lagu-lagu yang menjadi viral, beberapa diantaranya yaitu Kaki Langit dan Rek Ayo Rek.

Setelah cukup lama rehat sejenak dalam membuat album karena padatnya jadwal on air-nya, Jubing akhirnya kembali merilis album terbarunya pada tahun 2015 yang merupakan album kelimanya sampai saat ini.

Album tersebut diberinya nama ‘Pagi putih’ dengan beberapa lagu instrumental karya pribadi terbaiknya, diantaranya ‘Pagi Putih’ dan ‘Reverse Song’. Pada album terbarunya itu, ada hal yang cukup menarik. Dimana banyak terdapat lagu yang dimaikannya menggunakan teknik drop tuning, atau teknik menurunkan steman nada standar pada gitar.

Meski demikian, karena kepiawaiannnya memainkan ke-enam dawai gitar membuatnya tak kesulitan untuk menciptakan komposisi nada yang indah dan enak didengar.

Terakhir, sebuah lagu instrumental gitar romantis terbaik karya Jubing Kristianto yang khusus dipersembahkan kepada istri tercintanya yang berjudul ‘Song for Renny’ sungguh memikat perhatian.

Lagu tersebut ia persembahkan demi mengucapkan rasa terima kasihnya terhadap istrinya yang mau mengizinkannya untuk beralih profesi menjadi seorang gitaris professional.

Sesuai dengan apa yang telah ia ungkapkan, bahwa lagu tidak harus melulu ada syairnya, tetapi hanya dengan komposisi nada yang indah dapat memberikan makna tersendiri dimana setiap orang bisa lebih terbuka dan dapat memaknai lagu secara berbeda-beda.

Sejatinya, memang itulah kekuatan dari musik instrumental yang sesungguhnya. Dimana setiap orang bisa lebih improvisatif dalam mendengar sekaligus mengamati setiap lagu.

Semoga bermanfaat. 

Baca juga: Mengenal Pebiola Tercantik Dari Jepang






Posting Komentar untuk "BIOGRAFI TERLENGKAP JUBING KRISTIANTO"